Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Nama saya Eka Putri Swastika, saya
dari kelas XI Akuntansi 1. Disini saya akan menceritakan kegiatan menarik saya
di sekolah dan menurut saya kegiatan yang paling menarik disekolah adalah pada
saat kegiatan ekstrakurikuler (ekskul). Di sekolah, saya mengikuti ekskul Tari
Tradisional (Tatra). Ekskul Tatra ini terbilang ekskul baru di SMK Negeri 10,
dimana Tatra dibentuk pada bulan Februari di tahun 2012 lalu. Tatra dibentuk
tentunya dengan perjuangan dan usaha yang keras, mengingat minat para pelajar
saat ini yang sangat kurang terhadap Tari Tradisional. Meskipun membangun
ekskul ini lumayan agak sulit, namun karena keseriusan dan kerja keras dari
para anggotanya yang berjumlah masih sangat sedikit tersebut terbentuk lah
ekskul Tatra ini. Saya ikut bergabung di Tatra setelah Tatra berjalan sekitar
dua bulan. Meskipun saya tidak ikut andil dalam usaha pembentukkan ekskul ini,
tetapi saya bisa merasakan bagaimana sulitnya membangun ekskul ini karena
peminatnya yang masih sangat sedikit.
Saya bangga atas terbentuknya
ekskul Tari Tradisional di SMK Negeri 10 ini, karena menurut saya ekskul Tatra
ini sangat penting untuk melestarikan budaya Indonesia khususnya di kalangan
pelajar. Saya cukup prihatin melihat kebudayaan Indonesia yang semakin lama
semakin terlupakan khususnya di kalangan remaja Indonesia seperti Tari
Tradisional ini. Maka itu, saya sangat ingin mengikuti ekskul ini, meskipun
saya tidak bisa menari sebelumnya tetapi saya tertarik untuk mempelajari
berbagai tarian-tarian daerah yang ada di Indonesia.
Di dalam ekskul Tatra ini, kita
mempunyai seorang pelatih tari yang sangat baik, perhatian, peduli dan sangat
sabar dalam melatih kita. Beliau biasa di panggil dengan nama Bu Yuni. Saya dan
anggota Tatra yang lain dilatih menari oleh Bu Yuni benar-benar dari nol atau
tidak bisa sama sekali. Gerakan-gerakan kami sangat kaku dan tidak seperti
penari melainkan seperti robot. Disaat berlatih ini lah yang menurut saya
sangat menarik, karena terjadi kelucuan-kelucuan tersendiri di dalam setiap
gerakan yang kami lakukan, kami berlatih benar-benar dari nol dan belum bisa
apa-apa. Terkadang saya dan yang lain saling menertawakan satu sama lain karena
gerakan-gerakan kami yang masih kaku sehingga terlihat agak aneh. Bu Yuni juga
sangat sabar menghadapi kami seperti ini, menghadapi kami yang masih sangat
kesulitan untuk mengikuti gerakan demi gerakan yang beliau praktekkan. Meskipun
awalnya sulit, namun kami tidak pernah putus asa untuk selalu berlatih, ada
atau pun tidak adanya Bu Yuni yang mengajar, karena kebetulan ada salah satu
teman kami yang sudah mahir dalam menari yang kebetulan ia ikut sanggar, dia
bernama Devi. Karena keseriusan dan minat kami yang besar untuk bisa menari
dengan baik, akhirnya setelah beberapa kali kami berlatih, mulai terlihat
lenggokan-lenggokan dari setiap gerakan tari yang kami lakukan.
Saya dan anggota Tatra yang
lainnya diajarkan beberapa tarian oleh Bu Yuni. Tarian pertama yang diajarkan
oleh Bu Yuni adalah tarian-tarian yang berasal dari Jakarta, seperti: Tari Ondel-ondel
dan Tari Sirih Kuning. Seiring berjalannya waktu, kami mulai diajarkan
tarian-tarian dari daerah luar Jakarta, seperti: Tari Saman dari Aceh, Tari
Sajojo dari Papua dan Tari Banjidor Kahot (perpaduan antara Jawa Barat dan
Bali). Meskipun terbilang ekskul baru di sekolah, tetapi Tatra sudah berhasil
meraih 2 buah piala pada perlombaan Seni Tari se-DKI Jakarta yang diadakan di
Kota Tua tepatnya di Museum Fatahillah dengan juara 2 untuk Tari Ondel-ondel dan
juara harapan 3 untuk Tari Sirih Kuning. Atas kemenangan tersebut kami menjadi
lebih semangat untuk terus berlatih, berlatih dan berlatih lagi.
Dilihat dari kemenangan lomba
tersebut, saya berfikir bahwa sebenarnya banyak sekali bakat-bakat penari yang
terpendam di dalam diri generasi muda Indonesia. Hanya saja, remaja pada saat
ini tidak menyadarinya dan terlalu memikirkan gengsi yang mana mereka berfikir
bahwa Tari Tradisional itu kuno atau ketinggalan jaman, sehingga mereka malu
dan lebih tertarik dengan tarian modern, seperti: dance. Padahal seharusnya mereka
mencintai dan ikut andil dalam upaya melestarikan kebudayaan Indonesia seperti
Tari Tradisional ini. Karena menurut saya, Tari Tradisional di Indonesia
merupakan tarian yang sangat indah dan menarik untuk dilihat serta memiliki
nilai seni yang tinggi. Maka itu, kita sebagai warga negara Indonesia
seharusnya berbangga dengan kebudayaan yang kita miliki, sebelum itu semua
direbut oleh negara lain. Sekian yang dapat saya cerita kan tentang ekskul Tari
Tradisional yang ada di SMK Negeri 10 Jakarta. Semoga dengan adanya cerita saya
ini bisa membuat teman-teman pelajar yang lain
tertarik untuk belajar tarian-tarian tradisional, sehingga kita semua
khususnya para pemuda-pemudi Indonesia bisa berbangga dengan kekayaan budaya
yang kita miliki serta dapat melestarikan budaya Indonesia. Terima kasih sudah
membaca cerita saya.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar